Abang Dani, seorang mentor di Rumah Tahfizh
sedang sibuk banget . Ada kegiatan Mahasiswa Akuntansi di kampusnya dan dia
ditunjuk sebagai sekertaris panitianya , dan dia dalam seminggu ini
pulangnya di atas jam 10 malem terus.
Pastilah aktivitas di Rumah Tahfizh agak
terganggu dengan “hilangnya” satu mentor , untuk menyimak hafalan anak” .
Tambah lagi kami mendapat tambahan rezeki dari Allah
SWT , seorang bocah kecil yatim ber umur 2 ½ tahun ,
bernama Gilang .
Gilang sangat dekat dengan si abang , dan
mulai dari urusan makan, BAB, cari tissue untuk pileknya sampai urusan pampers.
Seru juga urusan si adik kecil ini, dan terkadang si abang cukup kreatif, kalau
urusan mandi diserahkan pada abang junior, Aldi. Urusan makan sama Imam, abang
lain yang cukup baik hati.
Nah, urusan BAB..si adik harus pake teriak
dulu, “Baang..baang...tebokk bang!” dia belum bisa nyebut huruf c..diganti
dengan t...hahaha. Si abang akan lari-lari menghampiri, “Sebentar dek..”
Tapi suatu kali, mungkin lagi bete, adik junior
lain yang disuruh, “Urusin dong, adiknya..” Agak sengit nadanya...atau “hayyo,
hom pim pa...yang kalah harus..tebokk in” maka dengan enggan mereka hom pim
pa...
Semua berharap menang...Sementara, di toilet
adiknya teriak.. “Abang..abang...tepetan, tepetan bang...”
Pernah, suatu malam Gilang belum mau
tidur menunggu si abang pulang, repot kami dibuatnya. Akhirnya saya
berkomentar ke si abang ‘’Kalau bisa pulangnya jangan terlalu malam
bang,’’ tutur saya di pagi hari ketika sedang di dapur.
Komentar saya membuat si abang berfikir keras
bagaimana supaya kegiatannya di kampus tetap bisa jalan , tetapi dia bisa
pulang tidak kemalaman , mungkin dia kasihan melihat saya kewalahan mengurus
santri kecil kami, adik Gilang. Memang suatu hari dia pulang
lebih awal dan saya ketika itu yang membuka pintunya , malah
terheran – heran... .
“Kok tumben Bang, pulangnya cepat?”
tutur saya.
“Memangnya panitia gak rapat hari ini...?’’
tanya saya
“Rapat sih, tapi bahan-bahannya sudah abang
bikin, dan bisa ditinggal..’’
“Pasti temenmu pada protes bang,..’’ mana
mungkin dengan ikhlas dan sukarela. Saya kan juga pernah ber panita ria seperti
mereka, batin saya.
“Iya Buk..hampir semua komplain. Hehehe. Pamit
salah, gak pamit lebih parah lagi pastilah.... cerewet semua buk..”
Tapi si abang sambil senyum – senyum, saya pun
menjadi penasaran..
“Abang bilang apa . . . ??? Saya
meneruskan bertanya . .
“He..hee.. Abang jelasin , mau pulang
duluan ya.. soalnya di rumah ada Gilang , anak Bu Haji yang kecil.’’
“Alasan loe ,Dan , semua bilang gitu, Buk.’’
“Dia enggak mau tidur kalau gue belum pulang
...rewel, kasian Bu Haji nya.” kata abang.
“Seriuss? Terus kata teman – teman..... anak
kecil... . .umur berapa? Kemarin2 loe gak bilang ada yang kecil, Cuma loe
bilang anak – anak yang di rumah Bu Haji ada 7 orang. . . kok sekarang
ada yang kecil ??
“Iya Gilang masih 2 tahun gitu
deh…” lanjut si Abang meneruskan cerita.
“Tapi Buk, yang mengejutkan adalah
komentar teman – teman yang lain….’Dani, emang Bu Haji itu.. enggak KB
ya ????? Anaknya banyak bangett!’”
Haha..haha… kami tertawa berdua di depan pintu.
No comments:
Post a Comment