...تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ ثُمَّ ...
“...Kemudian
setiap orang diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang telah
dilakukannya..”
Alhamdulillah.....
As-Sakinah dapat rezeki dari Allah, dan ternyata
Allah memberi apa yang kita mau jika
kita Insya Allah bersungguh-sungguh. Amiin.
Kilas
balik...
Biasanya, setiap hari Jum’at di awal bulan anak
santri dapat uang cukur Rp 5000,-/ orang. Walaupun lazimnya satu orang Rp
6000,- tarifnya, tetapi khusus santri, kami mendapatkan discount. Alhamdulillah.
"Bersyukur nak.." begitu selalu kata Bu Haji.
Suatu hari, anak anak membawa lagi uangnya pulang... "Loh, kenapa?" kata Bu Haji, padahal rambut sudah tercukur rapi semua.
"Ada yang bayarin, Bu" jawab anak-anak hampir serempak.
"Ada yang bayarin, Bu" jawab anak-anak hampir serempak.
Hari itu ada 12 santri yang cukur, dan mereka satu
persatu menaruh kembali uangnya di meja belajar, tempat biasa kami berkumpul
duduk bersama, mengaji bersama. Tetapi kenapa agak berat ya mengembalikannya? Hehehehe
Tenyata, santri ketujuh, Rizqi, berani ngomong pelan ....
“Bu... kata orang yang bayarin tadi.. uangnya buat
beli es aja, boleh enggak bu??”
(Rizqi agak ragu ragu bicaranya, tapi lancar.
Padahal dia itu putra Bu Haji, tapi memanggil Bu Haji sama seperti anak-anak yang lain 'ibu' juga, bukan mama, seperti anak-anak Bu Haji yang lain)
"Lhoooo... Kok ga bilang dari tadi? Kenapa dikembalikan?" kata bu Haji hehe...
Bu Haji selalu senang melihat anak-anak santri
rambutnya sudah rapih semua. “ganteng ganteng....” begitu selalu katanya, dan
anak anak CENGIR CENGIR.
Pasti itu. Alhamdulillah.
Pasti itu. Alhamdulillah.
Hari
ini...
Rezeki kembali datang dari Allah, yang menyayangi
hamba hambaNya yang berusaha berbuat baik di jalanNya.
Seseorang menelepon bu Haji, “ Bu Haji, apakah anak-anak hari ini mau dicukur?”
“Oh iya Pak, alhamdulillah.. Silahkan hari ini di Tahfiz 1.., “ kata Bu Haji.
“InsyaAllah, saya datang bu..” begitu reaksi diujung telepon.
Yang menelepon Bu Haji adalah seorang tukang cukur
keliling yang sudah 2 tahun ini bersama As Sakinah. Menurutnya, seorang hamba
Allah yang tidak ingin diketahui namanya, menyuruh beliau untuk setiap bulan
mencukur rambut santri.
“Setiap bulan 20 santri ya bu..” Begitu katanya.
“Dan Ibu buatkan daftar nama anak-anak, kemudian Ibu
tanda tangan untuk bukti penagihan saya ke donaturnya. Donatur tersebut yang
meminta begitu Bu, saya sih ngikut aja...”
“Alhamdulillah.. Iya pak, Insya Allah”, jawab Bu Haji.
“Salam saya buat hamba Allah tersebut, sampaikan salam
dari anak-anak untuk beliau, semoga barokah..”
Bu Haji melanjutkan sambil tersenyum, mungkin karena
dokumen yang diminta oleh bapak tersebut. Bu Haji pastilah senang sekali membuat daftar
tersebut dan menandatanganinya, apalagi sebagai bukti, kan mantan Auditor. Hehehe..
Hari ini berlangsunglah proses cukur mencukur dengan
20 santri, dengan segala keriuhannya.
Anak-anak maunya MOHAK atau apalah, sementara bu Haji maunya CEPAK ala tentara Revolusi 1945!
Sementara pak cukur akan menuruti maunya Bu Haji, daripada tidak ditandatangani. Hehehe.. Alhamdulillah.
Anak-anak maunya MOHAK atau apalah, sementara bu Haji maunya CEPAK ala tentara Revolusi 1945!
Sementara pak cukur akan menuruti maunya Bu Haji, daripada tidak ditandatangani. Hehehe.. Alhamdulillah.
siap siap menunggu giliran ;) |
wah Haikal ambut baru hehe |
sabar ya Ajun dan Akbar dikit lagi selesai ko dicukurnya :D |
hes! inilah Gilang dengan rambut barunya!! :D |
wihiiiy Briptu Haikal :) |
hihiiy Yuda dan Ajun selesai dicukur niyee ;;) |