Inginkah kita ditempatkan di SyurgaNya lagi Dimuliakan Allah ?
Anak-anakku yang Ibu cintai dan dicintai Allah swt. Betapa senangnya hati Bu Haji mendengarkan kalian mengulang-ulang hafalan Al Qur'an kalian. Sebuah Surah yang menarik pagi ini adalah Q.S.Al Maarij (70) Juz 29, berisikan antara lain Firman Allah yang menyebutkan tentang Orang-orang Yang Kelak akan Dipilih Allah untuk diberi tempat di SyurgaNya Lagi Dimuliakan Allah (ayat 35).
Ulaaaika fii Jannaatim mukramuuun
Mereka itu Kekal di Syurga lagi Dimuliakan
Siapa sajakah mereka dan apa-apa saja syaratnya? Mari kita camkan satu per satu.
1. Orang-orang yang sholat dan tetap mengerjakan sholatnya
Ayat 22 : ILLAL Musholliiin
(Kecuali orang - orang yang mengerjakan sholatnya)
Ayat 23 : Allazina hum a'laa Sholaatihim Daaaimuun
(Mereka itu tetap mengerjakan sholatnya)
Ayat 22 dan 23 jelas menyebutkan tentang keharusan kita mengerjakan sholat secara tetap,terus menerus dan berkesinambungan antara sholat yang satu dengan sholat-sholat berikutnya tanpa putus. Ayat 22 memakai kata kecuali, karena berhungan dengan ayat sebelumnya yang menyebutkan tentang sifat-sifat manusia yang suka berkeluh kesah. Sifat ini dapat hilang bagi orang-orang yang mengerjakan sholat.
Jadi sholat yang berkesinambungan akan membuat hubungan yang tak putus dengan Allah swt. Tetap ingat akan Tuhannya, dan selalu berserah diri kepadaNya.
2. Orang-orang yang menyisihkan hartanya untuk orang lain, baik diminta maupun tidak diminta.
Ayat 24 : Wallazina fi Amwaalihim Haqqumm ma'luum
(Dan orang - orang yang di dalam hartanya tersedia bagian tertentu)
Ayat ini merupakan lanjutan setelah kita mengerjakan sholat, menurut Tafsir Prof.DR.Hamka, kemudian imannya kepada Allah telah bertambah kokoh dan meluas, lalu ingat akan kewajibannya kepada sesama hamba Allah. Bukan semata-mata mengokohkan iman kepada Allah, bahkan iman akan apa yang diperintahkan Allah. Perintah sedekah ini dilanjutkan dengan ayat berikutnya yang menyebutkan kepada siapa kita menyerahkannya.
25 . Lissaanili wal mahruum
(Bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta))
Jadi kepada orang yang tidak meminta pun, sedangkan kita tahu ia membutuhkannya kita diperintahkan Allah untuk bersedekah. Atau kita berusaha mencari siapa yang membutuhkan lalu memberinya tanpa harus diminta.
3. Orang-orang yang mempercayai hari pembalasan (hari kiamat)
Ayat 26 : Wallazina yushoddiquuna biyaumiddiin
(Dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan)
Jika kita benar-benar mempercayai secara pasti akan datangnya hari pembalasan itu tentunya kita akan berfikir tentang balasan apa yang akan kita peroleh dar Allah swt. Apakah berupa ganjaran yang baik atau sanksi yang berat atas kesalahan yang kita lakukan. Hendaknya hal ini membuat kita memperhitungkan amalan-amalan kita secara kualitas dan kuantitas kemudian membandingkan dengan dosa-dosa dan kelalaian yang telah kita lakukan selama hidup kita.
4. Orang yang sangat takut akan azab Allah swt. Dan tidak merasa aman dari kedatangan azab tersebut
Ayat 27 : Wallazinahum min a'zaabi Robihimm Musyfiquun
(Dan orang - orang yang takut terhadap azab Tuhannya)
Ayat 28 : Inna a'zaaba Robbihim Ghoiro Ma'muun
(Karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak pernah merasa Aman (dari kedatangannya)
Perasaan yang tidak pernah merasa aman terhadap azab Allah merupakan modal yang baik bagi kita untuk beramal sholeh secara maksimal terus menerus. Agar kita tidak lalai dan lengah serta terus menggenjot semangat tinggi untuk berbuat baik kepada sesama manusia dan ibadah kepada Allah SWT. Sayyidina Umar pernah berkata, “Seandainya ada pengumuman bahwa yang masuk neraka hanya seseorang, maka aku khawatir akulah dia orangnya”
5. Orang yang menjaga kemaluannya/kehormatannya
Ayat 29 : Wallaziina hum Lifuruujihim Haafizhuun
(Dan orang -orang yang memelihara kemaluannya )
Ayat 30 : ILLA a'laa azwaajihun au maa malakat aima nuhum , fainnahum Ghoiru maluu miin
(Kecuali terhadap isteri - isteri mereka dan budak - budak yang mereka miliki ,maka sesungguhnya dalam hal ini mereka tiada tercela)
Ayat 31 : Famamibtaghoo waroo a zaalika faulaaaika humul a'aduun
(Barang siapa yang mencari itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas )
6. Orang yang memelihara Amanat-amanat yang dipikulnya
Ayat 32 : Wallazi na hum maanaatihim wa'ahdihim Roouun
(Dan orang -orang yang memelihara amanat -amanat yang di pikulnya)
7. Orang yang memberikan kesaksiannya
Ayat 33 : Wallazinahum lisyahadatihim Qooimun
(Dan orang-orang yang memberikan kesaksianya)
Amanat merupakan bebabn yang harus dipikul, berupa nikmat maupun kewajiban yang harus ditunaikan. Amanat dapat berupa tanggung jawab yang diberikan oleh sesama manusia (masyarakat) kepada diri sendiri ataupun diri sendiri terhadap lingkungannya. Kemudian hubungan antara diri kita dengan Allah SWT pun harus dapat kita pelihara dengan baik
8. Orang yang memelihara shalatnya
Ayat 34 : Wallazinahum a'laa sholatihim Yuhaafizuun
(Dan orang-orang yang memelihara sholatnya)
Tentang sholat, Allah mengulangi kembali di ayat 34 ini, dengan penekanan kata yuhaafizhuun (memelihara). Menurut Quraish Shihab dalam Tafsir Al Misbah, perbedaan antara daainun (ayat 23) dengan yuhaafizhuun adalah yang pertama menyangkut pelaksanaan sholat secara teratur masing-masing pada waktunya dan tidak meninggalkannya, sedangkan yuhaafizhuun adalah pelaksanaannya secara sempurna dengan memelihara rukun, syarat dan sunnah-sunnahnya, sambil berupaya sekuat kemampuan untuk menyingkirkan rayuan dan godaan yang mengurangi rasa khusyu’ kepada Allah SWT.