Friday, December 31, 2010

Bu Haji Menulis: "Pulang"

“Assalamualaikum…. ”, pagi ini kami dikejutkan oleh suara salam yang cukup keras dan agak asing di telinga kami.
Ketika kubuka pintu, ia nyelonong langsung ke teras. Duduk di teras. Selonjoran kaki sambil menangis. “Ibu kenal nggak dengan saya? Yang sering mulung kalau malam hari”

Baru kuingat, ooo.. ini ibu yang kadang-kadang mulung tengah malam. Kadang-kadang sampai menjelang subuh, bawa-bawa anaknya masih kecil-kecil)

“Yang waktu itu saya dikasih makanan…”

“Iya, saya ingat…”, kataku. “Kan waktu itu malam-malam, jadi saya kurang jelas ‘wajah’ ibu…”. Pernah kutanya, kok malam-malam jalannya. Tak baik untuk anak-anak ibu. Katanya, kalau pagi sudah keduluan sama bapak-bapak yang lain.

Ia membagi wilayah mulungnya dengan suami dan anak-anaknya yang sudah agak besar, suatu hari ia sempat bercerita. “Kami menjual plastik-plastik dan bekas-bekas aqua masing masing Rp 8.000 per kg, dan akan kami belikan beras dan lauk pauk seadanya dengan 5 orang anak. Demikian hari ke hari, hujan angin tak peduli. Tak boleh jeda, karena jeda berarti lapar! Dan anak-anak akan menangis! Pasti itu!”

Waktu itu, kupikir ibu ini sangat kuat! Berjuang untuk keluarganya. Ia tak pernah meminta-minta, ia bekerja sekuat tenaga. Tapi ini kok menangis?

Tiba-tiba, “Ini Bu..,” ia membuka baju atasannya. Aku kaget! Ia hamil besar!

“Saya mau lahiran, mau pulang kampung. Saya akan bawa semua anak-anak saya, karena saya sudah tidak sanggup. Saya menyerah. Tolong bantu saya untuk ongkos, Bu”
Tangisnya pilu, dan
“Suami saya baru meninggal minggu lalu…” lanjutnya.

Monday, December 27, 2010

Puisi dari Ibu (at Dissa's 15th birthday)

Assalamualaikum, wr.wb

Kembali lagi dengan Dissa di sini :) Hari ini mari kita sedikit bernostalgia, ke tahun 2005. Waktu itu, Ibu Haji, ibunda tercinta, menulis sebuah puisi untuk saya sebagai kado ulang tahun ke 15. Puisi ini ditulis beliau sebelum keberangkatan saya ke Jepang.

Langit itu...
for my daughter at 15th

Langit itu bersih, nak
seperti itulah hati kita
tanpa noda atau titik bercak
harus kita jaga terus... Sampai nanti

Langit itu tenang, nak
bak air tanpa gelombang, diam
buatlah raga kita seperti itu
Tanpa riak tak perlu

Langit itu selalu tanpa cela
Jika mendung akan berlalu
Jika gelap pekat akan hapus
Walau turun berupa hujan atau angin keras menyapu
Awan putih senang di sana
Bagai kapas tebal tempat bidadari bermain

Langit itu dekat, nak
Tidak jauh seperti yang kita kira
Itulah cita-cita, langit tergapai tangan
Akan tercapai nanti, nak
Suatu hari...


26 Februari 10:30
at TK Mini

Thanks so much, Mom
I hope i could fulfill all of your expectation and prayers
Happy belated mother's day :)


Wednesday, December 22, 2010

Puisi untuk Ibu

By: M. Rizqi Ariffi

ibuku sayang,yang melahirkanku

nyawa jadi taruhan saat kau melahirkanku

jiwa & raga rela kau korbankan tuk membesarkanku

agar kebutuhanku terpenuhi


ibuku tercinta,yang juga mencintaiku

kasih sayangmu seluas samudra

cintamu yang tak pernah pudar

jasamu yang begitu besar tak pernah bisa ku balas

ku hanya bisa mengucapkan


Sunday, December 19, 2010

Bu Haji Menulis : "Janji Allah"

Janji Allah Untuk Orang Yang Selalu Berkata Baik

Allah sangat suka kepada orang-orang yang selalu berkata baik, berulang-ulang Allah menyatakannya di dalam Al Qur’anul Karim, bacaan yang mulia yang merupakan perkataan Allaw swt.

Allah menggunakan berbagai sebutan atau istilah untuk perkataan yang baik tersebut, dan Allah juga menyebutkan balasannya, ganjarannya atau hadiahnya untuk orang-orang yang selalu berkata baik. Semata-mata agar manusia tertarik atau termotivasi untuk melakukan perintah Allah tersebut. Istilah tersebut antara lain :

1. Qoulan Sadiida artinya Perkataan Yang Benar (Q.S 33/70-71)

Yaa ayyuhallaziina aamanuttaqullaha wa quuluu Qoulan Sadiida.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.

Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyatakan bahwa perkataan yang benar tersebut adalah perkataan yang lurus, tidak bengkok dan tidak pula menyimpang. Artinya kita tidak boleh menyatakan sesuatu yang menyakiti orang lain, bermaksud menyerang, memanas-manasi atau memiliki maksud lain yang tersembunyi dengan niat mencelakakan orang tersebut.

Kemudian Allah melanjutkan, jika kamu berkata benar, niscaya Allah akan akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu.

Subhanallah, artinya jika sholat kita kurang khusyu’ akan Allah tambah kekhusyu’an kita, jika sedekah kurang ikhlas akan ALLAH beri nilai tambah untuk keikhlasan kita, juga untuk amalan lainnya, puasa kita yang tidak sempurna, kurang bakti pada orang tua,sedikit silaturrohim, dll.

2. Kalimul Thoyyibu artinya Kalimat Yang Baik (Q.S 35/10)

Ilaihi yashadul kalimutthoyyibu waamalusshoolihu yarfa’uh

KepadaNya lah naik kalimat-kalimat yang baik itu dan amal sholeh dinaikkanNya.

Maksudnya kalimat yang baik dan amal yang baik itu dinaikkan untuk diterima Allah swt. dan diberi Nya pahala. Kemudian Allah menjanjikan kemuliaan baginya.

Berarti ada keterikatan yang kuat antara kalimat atau perkataan yang baik dengan amal sholeh, Ibnu Katsir mengutip Iyas Al Qadi, “kalaulah tiada amal sholeh maka perkataan yang baik tidak akan naik”

3. Man amaro bishodaqoti artinya lisan yang menyuruh manusia bersedekah

Laa khoiro fi kasiirim min najwaahum illa man amaro bishodaqoti

Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan/lisan mereka, kecuali bisikan/lisan dari orang yang menyuruh manusia memberi sedekah.

Sesuai sabda Rosulullah saw, yang artinya tiap-tiap ucapan tasbih adalah sedekah, takbir sedekah, tahmid sedekah, tahlil sedekah, amar ma’ruf (menyuruh kepada kebaikan) sedekah, nahi munkar (menjauhi kemungkaran) sedekah..dst.

Betapa bahagianya manusia yang selalu bisa menjaga semua ucapan-ucapannya menuruh kepada kebaikan-kebaikan sehingga bernilai sedekah dimata Allah dan Allah akan memberi mereka pahala yang besar (ajron a’zhiima).

4. Wa quuluu linnaasi Husnaa artinya ucapkan kata-kata yang sopan (berguna) kepada manusia (Q.S 2:83)

Kita diperintahkan untuk selalu mengucapkan kata-kata yang berguna kepada orang lain sehingga apabila kita mengucapkan kata-kata yang tidak berguna dikhawatirkan akan menimbulkan dosa.

5. Qoulum ma’ruufun artinya Tutur kata yang sopan (Q.S 2:263)

Qoulum ma’ruufun wamaghfiratun Khoirum min shodaqotiy yakbauhaa azaa artinya tutur kata yang sopan dan pemberian maaf jauh lebih baik daripada pemberian yang menimbulkan sakit hati.

Insya Allah kita bisa termasuk seperti golongan manusia tersebut, amiin ya Robb.

Tuesday, December 14, 2010

Bu Haji Menulis : "Sabar"

Kutemui ia di sekolahan Razieq, TK Al-Hidayah.

Awalnya banyak anak-anak tak mau masuk ke kelasnya, menangis, menggelayut di baju ibunya, dan macem-macem polah ngambeknya.

Ada yang berlari-lari di luar kelas dan ibunya mengejarnya dengan menggendong adiknya. Membujuk-bujuk agar sang kakak mau masuk ke kelasnya. Hasilnya tetap nihil. Tapi aku pikir ini biasa untuk awal-awal masuk TK yaa beginilah.

Sudah sebulan, dua bulan berlalu, yang ngambek mulai berkurang. Tapi bocah kecil yang berlari-lari itu masih, dan sang ibu yang mengejar-ngerjarnya juga masih dengan gendongan si adik dan botol susunya.

Lucunya, semakin didekati, ia semakin lari…ke pojok lainnya, ke tempat mainan, ke taman atau bahkan ke luar. Dan sang Ibu tentunya akan berusaha mengejarnya dengan tersengal-sengal dan peluh yang menetes.

Ketika kudekati, ia berkata, “Padahal hari ini sudah pakai sepati baru… tapi ia masih belum mau juga…” ujar si Ibu dengan menghela nafas, tetapi ia tetap tersenyum.

Nah, senyum inilah yang menarik buatku. Ibu itu membujuk anaknya tetap dengan senyum, berlari-lari juga dengan senyum, terkadang tertawa melihat polah anaknya. Aku tak melihat ia memarahi atau mencubit anaknya. Dan ketika bel berbunyi, mereka tertawa-tawa bergandengan tangan pulang ke rumahnya, dengan si adik tetap digendong, mungkin sudah tertidur.

Ketika bulan ke-3, kondisi masih tetap lari-larian, aku mendekati lagi. Aku kagum dengan kesabaran si Ibu. Dengan rasa simpati, aku mencoba menghibur.

“Memang anak-anak tidak bisa kita paksakan ya, Bu… Semoga Ibu tetap sabar. Mungkin besok-besok ia sudah mau,” kataku.

Si Ibu menjawab, “Iya, Bu. Tapi ini sudah dari tahun lalu…” sambil tersenyum.

Subhanallah.

Thursday, December 2, 2010

Bu Haji Menulis : "Kalah"

Teringat saya dengan percakapan antara saya dengan Aldi dan Imam semester lalu pagi-pagi ba’da shalat subuh.

“Kita wajib Bu, harus Bu. Kata Pak Guru buat nambah nilai Bu,” kata Aldi dengan agak keras, mendesak saya

“Kalau nggak rapor kita bakal merah, Bu…. dan kita bisa ngga naik kelas,” Imam menimpali tak kalah semangat.

Saya masih tenang menjawab, “Masak karena berenang aja bisa nggak naik kelas…., ” sambil terus menyimak hafalan Tedy. “Tabarokallazii biyadihil……,” QS Al Mulk.

Tapi saya lirik dua anak tadi sudah mulai lemes, karena proposal mereka untuk pergi berenang dari sekolah saya tolak, tidak saya tanggapi. Kayaknya mereka kecewa.

Pagi ini kembali terulang,

“Bayarnya 23 ribu, sudah sama angkot, Bu. Kita berenang di BSD”

“Kalau saya 25 ribu,” kata Aldi nyambung.

Saya jawab santai, “Berenang kok korupsi 2 ribu?”, hehe

“Kali karena Aldi lebih gendut ya….”sambil mengawasi anak2 mengaji.

“Boleh kan Bu? Kita bisa dimarahin Pak Guru!”

“Iya Bu, nanti apa kata temen-temen,…… anak Rumah Tahfizh doang yang ngga berenang, Aldi dan Imam…”

“Kita pake celana ¾ kok Bu, ngga aurat deh, jamin, jamin Bu…”

“Boleh ya Bu, bakal gak naik kelas, deh.”

Lama-lama saya merasa terganggu karena saya sedang menyimak Aris, Rizki, Kiki,…. borongan. Saya juga melihat keduanya, Iman dan Aldi sudah ngga fokus menghafalnya, sementara waktu terus berlalu, dan nanti mereka harus berangkat sekolah.

Saya bicara, “Keputusan ibu tetap sama seperti 6 bulan yang lalu, pertimbangannya juga sama, dengerin Ibu,3 menit!” Suara saya agak tinggi, dan anak-anak semua diam.

“Pertama, BSD itu jauh! Dan kalian nggak tau berenang dimana, kolam renangnya namanya apa. Kalian mau naik angkot rame-rame. Kalau kamu ketinggalan angkot, pulangnya gimana? Apa kamu bisa pulang kesini?”

“Nggak, Bu….” menjawab pelan, dua-duanya.

“Kedua, selama berenang dengan anak yang sekian banyak, berapa guru yang mengawasi kalian? Kalau ada apa-apa bagaimana? Sementara kalian di sini mondok di Rumah Tahfizh, tanggung jawab Ibu! Ibu nggak mau setiap 6 bulan kita punya masalah berenang…berenang… dan berdebat masalah rapor apalagi aurat! Bukan pula karena masalah 23 ribu atau 25 ribu nak, tolong mengerti itu.” (tapi dalam hati saya, mahal juga sih…apalagi 2 anak, Astaghfirullah!, cepat istighfar saya).

“Bicaralah sama Pak Guru, kalau mungkin di kolam renang yang deket-deket dengan kita, di Tasya kek, di Villa Dago, Witana Harja, Mbok Berek, kan banyak! Bu Haji atau abang-abang bisa ngawasin kalian,karcisnya cuma 8 ribu, kita masuk bayar sendiri nggak apa-apa tapi hati Bu Haji tenang….”

“Terus, Ibu nggak mau kalian kenapa-kenapa. Aldi sudah 4 juz hafalannya, Imam 3 juz. (anak-anak sudah paham, ini adalah jurus andalan Bu Haji untuk melarang anak-anak…dengan membawa-bawa hafalan) Wah, naudzubillah nak… jangan sampai ada apa-apa, Ibu gak mau. Kalian penjaga Al Qur’an, dan ibu mau Bu Haji, Pak Haji menjaga kalian, jiddan jiddan, nak!”

Wah, sudah lebih 3 menit nih, kalau nyimak dapet 1 surah, pikir saya, rugi banget!

Anak-anak masih diam, tapi saya lihat Imam mencoba-coba bicara, dengan memelas, mau menangis, “ta..tapi, Bu… Sekali ini wajib untuk yang remed penjaskes”

“Iya, Bu,” kata Aldi tak kalah memelas.

“Memangnya kamu pada jelek nilai penjaskesnya?”, jawab saya, masih keras. “Berapa??”

“55”

“Nilai lulus berapa??” tanya saya dengan suara mulai turun.

“70, Bu”

“Berapa orang di kelasmu yang remed??” sambung saya.

“Semuanya….” jawab mereka serempak, masih memelas.

Hhaa………..

(Kemudian mereka saya suruh minta uang ke Bu Rom, karena saya ngga tau mau komentar apa)

Monday, November 8, 2010

Belajar Kaligrafi Yuk!!

Sabtu, 30 Oktober 2010.

Hari ini Rumah Tahfizh As Sakinah Putra kedatangan tamu istimewa. Beliau adalah Ibu Erna juara kaligrafi nasional, yang akan mengajarkan para santri tentang kaligrafi Al Qur’an. Wah, tentu saja anak-anak bersemangat! Dengan buku gambar, pensil dan krayon tertata di atas meja, para santri duduk rapi di kursi yang telah mereka susun sebelumnya.

Pelajaran dimulai dengan perkenalan dari Ibu Erna. Ternyata beliau telah memenangkan berbagai macam kejuaraan kaligrafi, dan baru-baru ini memberangkatkan orang tuanya haji ke tanah suci dengan hadiah kejuaraan kaligrafi tersebut. Berikutnya, beliau menjelaskan tentang macam-macam kaligrafi. Ada 7 macam kaligrafi, yaitu jenis naskhi, tsulus, diwani, diwani jali, farisi, riqah dan kufi. Dan dapat dibedakan dengan melihat huruf Alif pada masing-masing jenis. Anak-anak pun sibuk mencatatnya di buku masing-masing.

“Wah, ternyata kaligrafi yang kita lihat di masjid dan yang tertulis di Al Qur’an itu beda jenis ya!”

Setelah menjelaskan tentang jenis-jenis kaligrafi, Ibu Erna mulai menggambar di papan tulis. Ia memberikan contoh, dan anak-anak pun menggambarnya di buku gambar mereka masing-masing. Huruf pertama yang digambar adalah huruf Alif. Walaupun terlihat mudah, huruf Alif kaligrafi itu digambar dengan dua pensil lho! Anak-anak pun semangat menautkan kedua pensil mereka dengan karet gelang. Setelah huruf Alif, Ibu…… mencontohkan huruf Kaf. Setiap huruf harus digambar sebanyak 5 kali, jadi hari ini anak-anak telah menggambar 10 huruf.

“Susah bangettttt!” bisik Kiky dari depan ketika saya duduk di belakang kelas melihat sketsa setiap anak. Memang membuat sketsa adalah bagian yang paling sulit, kata Ibu Guru. Tapi di meja yang lain, Andy dan Tedy terlihat adem-ayem menggambar huruf-huruf tersebut. Disaat yang lain masih huruf Alif kedua, Tedy sudah mulai mengsketsa huruf Alif kelimanya.

Suasana kelas pun bertambah seru ketika huruf-huruf tersebut harus diwarnai. Spidol dank rayon bergantian dipakai untuk memperindah kaligrafi mereka. Memang memilih warna lebih mengasyikkan daripada mengsketsa ya?, tanya saya pada Abdan. Dan dijawabnya dengan anggukan, karena ia sibuk memadukan krayonnya.

Akhirnya, setelah semuanya selesai mewarnai, saya meminta mereka untuk menunjukkan hasil karyanya. Mereka mengangkat buku gambar mereka dengan semangat! Waahh, bagus bagus ya! Alhamdulillah J

Minggu depan, kelas kaligrafinya belajar apa lagi ya?

Sekilas Rumah Tahfizh As Sakinah

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tiada kata seindah untaian puji untuk Allah swt. Sang Pemilik segala kehidupan. Shalawat dan salam semoga tercurah untuk kekasihNya Muhammad tercinta. Semoga kita tetap istiqamah dalam agamanya yang hanif sampai ajal menjelang.

Bermula dari keinginan untuk “berbuat” walau sedikit. Kami mengajak beberapa anak untuk mengaji bersama dengan anak kami, M. Rizqi Ariffi.

Dua orang anak asuh, Apri dan Aris menjadi teman Rizqi awalnya. Kemudian Fauziah dan Nur Jannah ikut menemani menjadi partner dalam menghafal surat-surat pilihan yang menjadi kesenangan anak kami Rizqi, seperti surah Ar Rahman, Al Mulk dan lain-lain.

Ustadz Arifin Ilham punya peran besar, memotivasi anak-anak dengan mengajak ikut tampil dalam majelis dzikir beliau (lih. Rizqi - Istiqlal 2007).

M. Rizqi Ariffi bersama Ustadz M. Arifin Ilham

- Dzikir Akbar Istiqlal 2007 -


Tonggak berdirinya majlis anak As Sakinah adalah 26 Februari 2007, yang kemudian menjadi Rumah Tahfizh As Sakinah (2009). Dimana sekarang tempat berkumpul dan “mondok” anak-anak penghafal Al Qur’an dari berbagai strata sosial, termasuk yatama wal masakiina.

Insya Allah Istiqamah…

Pamulang, 2010

H. Dwipa Oktafoma

Hj. Lisma Gaus D. Oktafoma

Note:

· Terimakasih tak terhingga kepada semua teman yang telah membantu baik secara moril maupun materil. Juga kepada ustadz dan ustadzah yang senantiasa mendoakan dan memberikan dorongannya.

· Al Ustadz M. Arifin Ilham dan Ustadz Yusuf Mansyur yang memotivasi dan mendorong berdirinya Rumah Tahfizh ini. Jazakallah khairan katsiran

Tadabbur Alam di Taman Safari Indonesia




Hari Jum’at, 5 November lalu, Rumah Tahfizh As Sakinah berkesempatan untuk melaksanakan “Tadabbur Alam” di Taman Safari Indonesia. Tadabbur Alam adalah kegiatan rekreasi sekaligus ibadah untuk melihat ciptaan Allah dan mensyukuri nikmatNya. Lebih dari 20 hafizh dan hafizhah As Sakinah bersama-sama berangkat ke Taman Safari, Cisarua, Bogor untuk melihat satwa, bermain dan juga berdzikir kepada Allah di tengah sejuknya alam pegunungan.
Perjalanan ditempuh dalam waktu 2 jam. Dari Pamulang, rombongan As Sakinah berangkat dengan bus. Sesampainya di sana, kami melihat-lihat satwa dari dekat. Untuk sebagian anak, ini adalah kali pertama mereka ke Taman Safari, sehingga suasana bus begitu ramai dan menyenangkan. “Ayo kasih makan Zebra!,” ujar salah satu dari mereka begitu bus kami memasuki areal safari. Anak-anak yang sebelumnya sudah “dibekali” wortel pun siap siaga

dipinggir jendela masing-masing. Namun ketika kami memasuki kawasan singa dan beruang, mereka pun bergegas menutupnya. “Tutup! Tutup!! Nanti singanya ngejar!” kata Rizqi memperingatkan teman-temannya.
Setelah puas mengagumi satwa-satwa ciptaan Allah, rombongan dibagi menjadi 3 kelompok. Setiap kelompok dibebaskan untuk bermain di wahana rekreasi hingga pukul 11.30. Setelahnya, kami sholat dhuhur dan menyaksikan pertunjukan gajah, lumba-lumba dan koboi. Ketika mengantri pertunjukan koboi, kami bertemu dengan seorang wisatawan asal Arab Saudi. Beliau sangat senang bertemu dengan anak-anak, terlebih lagi ketika mengetahui bahwa kami adalah rombongan rumah tahfizh. Anak-anak pun menjadi lebih bersemangat setelah berbincang-bincang dengan beliau.
Kami pun melanjutkan perjalanan kami ke caravan. Ya, kami menginap 1 malam di dalam caravan Taman Safari Indonesia. Caravannya terletak ditengah hutan dengan air terjun dan suara burung-burung yang terdengar merdu.

Sholat ashar, maghrib dan isya kami laksanakan dengan suasana syahdu. Ibu Haji pun mengingatkan kami untuk senantiasa bersyukur atas nikmatNya hari ini. Hari pun kami tutup dengan pembacaan juz 30, dari surat An Naba hingga An Nas.
Keesokanharinya kami bangun pukul 3:00 dan bergegas untuk melaksanakan shalat tahajjud. Ya Allah, walaupun suasana begitu dingin, kami merasakan begitu dekat denganMu, ya Allah.

Setelahnya dipimpin oleh Ibu Haji, kami berdzikir. Suara air, kicauan burung, dan langit shubuh yang masih gelap membuat kami lebih khusyu menyebut asmaNya. Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu akbar!!
Berikutnya kami kembali ke wahana rekreasi untuk berenang dan melihat air terjun bersama-sama. Ini merupakan kesempatan kami lagi untuk mengaggumi ciptaanNya. Kemarin kami melihat satwaMu yang berbagai macam, dan hari ini kami menikmati alamMu yang menakjubkan. Ya Allah, terima kasih atas kesempatan yang Engkau berikan. Kami makin menyadari nikmatMu yang begitu banyak di dalam bumiMu yang begitu indah. Kami pun diingatkan akan firmanMu dalam surat Al Baqarah, “Laa tufsidu fil ardhi jami’a”. Janganlah kalian rusak bumiKu bersama-sama!
Pengalaman ini membuat kami sadar bahwa kami sebagai penjaga firman Allah dalam Al Qur’an juga harus menjaga ciptaannya di bumi ini. Kami pasti bisa, insya Allah.
Rumah Tahfizh As Sakinah, Taman Safari - November 2010

Milad pertama RTA Putri dan Pap Smear Murah Meriah!



Happy birthday! Otanjoubi Omedetou gozaimasu! Milad Mubarak!

Selamat ulang tahun Rumah Tahfizh As Sakinah!

Hari ahad tanggal 31 Oktober lalu, Rumah Tahfizh As Sakinah (RTA) Putri memperingati ulang tahunnya yang pertama. Milad pertama ini diperingati dengan mengadakan “Pap Smear Murah Meriah” sebagai salah satu program Rumah Sehat As Sakinah Peduli (RSAP).

Bekerjasama dengan Yayasan Kanker Indonesia, RSAP, yang merupakan kontribusi sosial RTA kepada lingkungan sekitarnya, berhasil mengajak 30 ibu-ibu perumahan Bambu Apus, tempat RTA Putri berlokasi. Banyak diantara mereka yang awalnya takut dan enggan melakukan Pap Smear. “Namun, demi kesehatan dan Alhamdulillah harganya juga terjangkau, saya mendaftar juga”, ujar Bu Romlah, ibu dari Aldi, salah satu santri Rumah Tahfizh As Sakinah Putra.

Lebih lengkapnya tentang “Pap Smear Murah Meriah” dapat dilihat dengan mengklik video dibawah ini. Enjoy! J


Setelah acara “Pap Smear Murah Meriah”, para santri Rumah Tahfizh As Sakinah Putri, dipimpin oleh Ibu Haji membagikan hadiah mug
kepada adik-adik kecil, RTA junior.

Adik-adik ini adalah anggota pengajian Rumah Tahfizh As Sakinah. Setiap minggu mereka datang ke RTA untuk mengaji di bawah bimbingan kakak-kakak As Sakinah Putri.

Mereka sangat gembira melihat ada foto mereka di mug tersebut. Selain itu, ada juga pembagian Al Qur’an untuk kedua adik-adik yang telah menyelesaikan iqra nya. “Semoga makin semangat mengajinya, dan teman-teman yang lain pun cepat-cepat menyusul yaa,” kata Bu Haji sambil menyerahkan Al Qur’an kepada kedua adik-adik santri.

Sekali lagi, Selamat ulang tahun Rumah Tahfizh As Sakinah!

Para adik-adik RTA junior. Semangat mengajinya yaa!

Wednesday, November 3, 2010

Tujuan Rumah Tahfizh As Sakinah

  •       Menciptakan generasi sholeh dan sholehah
  •        Menumbuhkan budaya cinta A: Qur’an sejak dini
  •       Membudayakan akhlak mulia dalam kehidupan
  •       Mewujudkan generasi muslim yang cerdas, tawadhu’ dan mandiri
  •       Mewujudkan santri dengan rasa percaya diri yang tinggi
  •       Membiasakan sikap istiqamah dalam beribadah
  •       Membiasakan mengerti, memahami dan mengamalkan isi kandungan Al Qur’an dan Hadits
  •      Mewujudkan santri yang mampu membaca Al Qur’an dengan baik dan benar
  •      Mencetak generasi yang cinta Al Qur’an dan memiliki kemampuan hafalan yang baik
  •       Sebagai sarana kaderisasi pemimpin-pemimpin bangsa dan agama di masa mendatang


Tips menghafal Al Qur’an

Ingin menghafal Al Qur'an?
Apa saja tips-tips untuk menghafal Al Qur’an?

1.      Menumbuhkan niat ikhlas karena Allah semata, dengan berusaha sekuat tenaga meraih ridha Allah SWT


2.     Harus ada azam (kemauan keras) untuk menyelesaikan hafalan (tidak putus di tengah jalan)


3.     Harus ada seorang guru (Syekh, Kyai, atau ustadz) yang memiliki bacaan bagus untuk mendampingi dan memberikan semangat

4.     Memiliki motivasi tinggi dan keyakinan bahwa kita bisa menjadi seorang penghafal (hafizh) walaupun memiliki keterbatasan intelektual

5.     Harus menyediakan waktu khusus tiap hari dan jangan dicampur dengan kegiatan lain

6.     Melawan segala godaan yang bisa mengundang kita untuk melakukan dosa. Karena kemaksiatan sangat berpengaruh terhadap buruknya hafalan

7.     Memakai Al Qur’an pojok dan usahakan tidak gonta-ganti Al Qur’an

8.     Menghafal harus punya target harian, mingguan dan bulanan

9.     Membagi hafalan baru menjadi dua bagian: Pertama hafalan. Kedua, pengulangan. Adapun hafalan, hendaknya ditentukan waktunya setelah shalat fajar dan setelah Ashar. Sedangkan pengulangan dilakukan setelah shalat sunnah atau wajib sepanjang siang hari.

10. Hendaklah hafalannya per surat. Jika surat tersebut panjang, bisa dibagi menjadi beberapa ayat berdasarkan temanya. Tema-tema yang panjang juga bisa dibagi menjadi dua bagian atau lebih.

11. Mengulang hafalan jauh lebih sulit daripada menambah, oleh karena itu waktu terbanyak adalah untuk mengulang.

12. Dianjurkan sekali untuk memperdengarkan surat-surat yang digunakan dalam shalat malam atau shalat-shalat lainnya kepada orang lain

13. Hendaklah memperhatikan cara membacanya. Bacaan harus tartil (perlahan) dan dengan suara yang terdengar oleh telinga.

14. Disarankan kepada setiap penghafal untuk menyediakan tiga pulpen yang berlainan warna. Misalnya biru, hitam dan merah. Pulpen biru digunakan untuk menandai kesalahan sekali, pulpen hitam sebagai isyarat bahwa kesalahan yang terjadi lebih berat, sedangkan pulpen merah digunakan pada kesalahan yang sampai terulang tiga kali.

15. Mengeraskan suara ketika membaca untuk menghafal karena dapat menghilangkan rasa kantuk dan rasa malas

16. Tidak diperbolehkan pindah ke halaman, surat atau kelompok ayat berikutnya kalau hafalannya belum betul-betul bersih (mantap).



Bentuk-bentuk Keutamaan Menghafal Al Qur’an

Mengapa menghafal Al Qur’an?
Berikut ini adalah keutamaan-keutamaan menghafal Al Qur’an

1.     Allah SWT menjanjikan kebaikan, keberkahan, dan kenikmatan

2.     Hafizh Al Qur’an akan mendapatkan Tasyrif nabawi (penghargaan khusus dari Nabi SAW)

3.     Hafal Al Qur’an merupakan ciri orang yang diberi ilmu

4.     Hafizh Al Qur’an adalah keluarga Allah yang berada di atas bumi

5.     Menghormati seorang hafizh Al Qur’an berarti mengagunkan Allah

6.     Al Qur’an akan menjadi penolong (syafa’at) bagi penghafal

7.     Hafalan Al Qur’an akan meninggikan derajat manusia di surga

8.     Para penghafal Al Qur’an bersama para malaikat yang mulia dan taat

9.     Akan diberi kehormatan berupa tajul karamah (mahkota kemuliaan)

10. Kedua orang tua penghafal Al Qur’an mendapat kemuliaan

11. Penghafal Al Qur’an adalah orang yang paling banyak mendapatkan pahala

12. Penghafal Al Qur’an akan masuk surga dan bisa memberikan syafa’at kepada sepuluh orang anggota keluarga